Padi adalah salah satu kelompok musik (band) dari Indonesia. Personil Padi terdiri dari Ari (gitar), Fadly (vokal), Yoyo (drum), Rindra (bas), dan Piyu (gitar). Kelompok ini mulai malang-melintang di dunia musik Indonesia di penghujung tahun 1990-an melalui single "Sobat" dalam album keroyokan indie ten dan dianggap membawa warna baru dalam dunia musik Indonesia. Jalur musik yang dipilih adalah pop-rock.
Awal terbentuk
Logo Padi di album self-titled
Dibentuk 8 April 1997, grup ini merupakan wadah kreativitas seni lima mahasiswa Universitas Airlangga. Semula bernama 'Soda', namun kemudian diganti menjadi 'Padi' ("Padi makanan orang susah," demikian kata salah seorang personalnya). Nama ini dipilih juga karena bersifat "sangat membumi". Lebih jauh, mereka tidak hanya mengambil filosofinya saja, semakin berisi semakin merunduk, tapi juga melihat fungsinya yang melambangkan kesejahteraan.
Diawali dari bermain musik dari satu panggung ke panggung lain, grup ini akhirnya dikontrak untuk masuk dunia rekaman.
Album-album Padi cukup sukses menembus pasar musik Indonesia. Beberapa pengamat menyimpulkan aransemen musik padi yg dinamis dan lebih kompleks dari rata-rata lagu oleh grup band Indonesia yang seangkatan adalah salah satu penyebab kesuksesan tersebut. Pada awal kemunculannya di tahun 1998 khasanah band Indonesia didominasi oleh lagu-lagu dengan aransemen sederhana dengan tempo sedang cenderung lambat.
Ciri lain band-band Indonesia pada masa tersebut adalah cukup dominannya instrumen keyboard pada band-band terkemuka. Karakter Keyboard/Organ mempengaruhi gaya musik menjadi minim distorsi dan cenderung melodik. Hal ini tampak pada band-band pencetak hits saat itu seperti Kahitna, Dewa 19 dengan album Pandawa Lima-nya, maupun Slank sesaat sebelum perombakan formasi di mana Indra Q masih tampil sebagai keyboardist.
Lain Dunia
Padi kemudian mendobrak dengan formasi tanpa keyboard melalui album pertama mereka Lain Dunia (1999). Formasi semacam ini membuat eksplorasi teknik permainan gitar begitu dominan, maka wajar jika lagu-lagu yang dihasilkan cenderung penuh ditorsi. Apalagi ditunjang oleh gaya permainan dua gitarisnya, Satriyo Yudi Wahono (Piyu) dan Ari Tri Sosianto, yang berbeda satu sama lain, Padi mendobrak dengan lagu-lagu kompleks yang ditandai dengan aransemen dua gitar yang hampir selalu berbeda dalam tiap frasa dalam tiap lagu. Album ini mendapatkan platinum pada bulan April 2000 dan quadraple platinum di tahun 2001.
[sunting] Sesuatu Yang Tertunda
Pada tahun 2001, Padi mengeluarkan album kedua mereka Sesuatu Yang Tertunda. Album ini mampu terjual sebanyak 1,6 juta kopi dan mendapat 10x Platinum di tahun 2002.
Save My Soul
Save My Soul adalah nama album musik ketiga Padi. Album ini diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2003. Dalam lagu "Sesuatu Yang Tertunda", Padi berduet dengan musikus pujaan mereka, Iwan Fals. Selain Iwan Fals, kolaborator lainnya yang terdapat dalam album ini termasuk musisi Australia yang merupakan pemain saksofon, Robert Burke dan pianis Kiernan Box, Adjie Rao (perkusi), dan penyanyi Astrid Sartiasari. Nasib album ketiga tersebut, meski tak bisa dibilang gagal, tapi tak segemerlap dua album sebelumnya.[1]
Padi
Setelah 22 bulan masa proses penggarapan, album keempat mereka keluar pada bulan Mei 2005 yang diberi nama kelompok band itu sendiri, Padi. Keseluruhan lagu dalam album terbaru Padi mengajak penggemarnya menikmati lirik-lirik manis tentang jatuh cinta, sikap bijaksana dan keengganan untuk diam menghadapi masalah. Salah satu lagu andalan, "Menanti Sebuah Jawaban", di album keempat Padi pun dijadikan lagu tema sebuah film layar lebar berjudul Ungu Violet. Album inipun dipenuhi oleh para kolaborator yang menyumbang aneka sound pada lagu-lagu Padi. Bubi Chen dengan piano Jazz-nya, Abadi Soesman dengan permainan Hammond yang vintage, Kousik Dutta dengan sentuhan Tabla, Idris Sardi dengan Violin yg dominan di lagu penutup Side B. Seperti pengakuan para personel Padi,bagi mereka album ini adalah cerminan pencerahan dan pengalaman spiritual yang dialami selama proses pembuatan,maka tidak heran lirik dan aransemen bergeser cukup signifikan dari tema-tema dalam dan cenderung "gelap" pada album Save My Soul,menjadi ringan dan penuh semangat.Namun bobot tiap-tiap lagu tampak berusaha tetap dijaga dengan menghadirkan musisi-musisi berpengalaman sebagai kolaborator seperti yang telah disebutkan. [2]
Tak Hanya Diam
Setelah lebih dari 2 tahun vakum dari dapur rekaman, Padi menggebrak dengan album baru Tak Hanya Diam. Album yang berisi 10 lagu ini tak lagi bertemakan 'interpersonal' (cinta) seperti 4 album sebelumnya, namun meluas menjadi kepedulian dari reaksi mereka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Inti pesan dari lirik-lirik di dalam album Tak Hanya Diam terfokus pada soal tidak berfungsinya komunikasi yang berakibat beberapa bencana yang timbul secara beruntun di Indonesia. Seperti tsunami dan gempa bumi. Tak hanya temanya, peluncuran album ini juga cukup unik. Padi meluncurkan album terbaru mereka dengan tampil menyanyi di atas geladak KRI Teluk Mandar 514 yang berlayar perlahan di perairan Teluk Jakarta, Senin 12 November 2007. Peluncuran album di atas kapal ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Walau pada awalnya hanya ingin unik dari launching album secara konvensional, namun Padi kali ini memberikan isyarat kepada kita untuk selalu ingat bahwa negeri ini adalah negeri maritim dengan kekayaan dan keindahan laut yang dimiliki. Selain itu, Padi juga mengenalkan logo baru mereka. Mereka mengaku perubahan logo ini hanya untuk lebih fresh saja, menghindari "kultus" logo Padi yang pertama karena Padi membuat logo bukan untuk membuat 'laskar'.
Cover album Tak Hanya Diam mewakili tema dari album ini, cover yang berbentuk titik-titik saling berhubungan yang mencerminkan adanya saling sinergi satu sama lain didasari saling komunikasi untuk saling mengisi dalam damai. Di album ini juga terlihat keberanian Rindra (bass) dan Piyu (gitar) tampil sebagai vokalis di lagu "Belum Terlambat" dan "Jangan Datang Malam Ini".[3][4][5]
Diskografi
Single
* Indie 10 dengan satu singel: 'Sobat'
* OST World Cup 2002 dengan satu singel: 'Work Of Heaven'
* Family Songs Hadad Alwi (2003) dengan lagu "Doaku"
* Tribute to Ian Antono (2004) dengan lagu "Saksi Gitar Tua"
* Kita Untuk Mereka dengan satu singel: '26 Desember'
Album
* Lain Dunia (1999) terjual 800 ribu kopi
* Sesuatu Yang Tertunda (2001) terjual 1,6 juta kopi
* Save My Soul (2003)
* Padi (2005)
* Tak Hanya Diam (2007)
* Lebih Terbaik (2009)
* Take My In Self (2011)
Penghargaan
Tahun Penghargaan Kategori
2000
Clear Top Ten Awards Fabulous Album untuk album Lain Dunia
Clear Top Ten Awards The Coolest Duo / Group
Sony Music Indonesia Platinum Award (Lain Dunia), April 2000
AMI Sharp Awards Best Rock Duo / Group
Penghargaan MTV Indonesia Best Director (video klip "Begitu Indah")
2001
Clear Top Ten Awards Viewers Choice Favorite Artist
Clear Top Ten Awards Viewers Favorite Song ("Sesuatu Yang Indah")
AMI Awards Best Group Pop Progressive (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Album Pop Progressive (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Artist (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Cover Album (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Sound Engineer (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Producer Album (Sesuatu Yang Tertunda)
Sony Music Indonesia Quadruple Platinum (Lain Dunia)
Sony Music Indonesia Triple Platinum (Sesuatu Yang Tertunda)
2002
Anugerah Planet Muzik Sebagai Kumpulan Terbaik (Best Group)
Clear Top10 Clear Top10 Coolest Band
MTV Asia Awards Best Favourite Group from Indonesia
SCTV Music Awards Group Band Paling Ngetop
Clear Top Ten Awards Coolest Duo or Group
Sony Music Indonesia 10x Platinum Padi (Sesuatu Yang Tertunda)
Video Musik Indonesia Video Klip Favourite Juli 2002 ("Bayangkanlah")
Video Musik Indonesia Video Klip Favourite Agustus 2002 ("Bayangkanlah")
Penghargaan MTV Indonesia Most Favourite Group/Band or Duo
2003
AMI Awards Best Music Video ("Hitam")
AMI Awards Best Song (Hitam)
AMI Awards Best Producer Album (Piyu/Jan Djuhana untuk Save My Soul)
AMI Awards Best Album (Save My Soul)
Penghargaan MTV Indonesia Favorite Band or Duo
Clear Top 10 Awards Viewer Choice Song
2004
Indonesia Best Brand Awards 2004 SWA Magazine Best Brand Group
Sony Music Indonesia 5 Platinum (Save My Soul)
Anugerah Planet Muzik Album Terbaik
Anugerah Planet Muzik Duo/Kumpulan Terbaik
Marketing Celebrity Image Award The Most Popular Band
2005
Penghargaan MTV Indonesia Most Favorite Group/Band or Duo
AMI Awards Best Music Director – Pop Alternative
AMI Awards Best Arranger – Pop Alternative
AMI Awards Best Sound Engineer
Logo Padi di album self-titled
Dibentuk 8 April 1997, grup ini merupakan wadah kreativitas seni lima mahasiswa Universitas Airlangga. Semula bernama 'Soda', namun kemudian diganti menjadi 'Padi' ("Padi makanan orang susah," demikian kata salah seorang personalnya). Nama ini dipilih juga karena bersifat "sangat membumi". Lebih jauh, mereka tidak hanya mengambil filosofinya saja, semakin berisi semakin merunduk, tapi juga melihat fungsinya yang melambangkan kesejahteraan.
Diawali dari bermain musik dari satu panggung ke panggung lain, grup ini akhirnya dikontrak untuk masuk dunia rekaman.
Album-album Padi cukup sukses menembus pasar musik Indonesia. Beberapa pengamat menyimpulkan aransemen musik padi yg dinamis dan lebih kompleks dari rata-rata lagu oleh grup band Indonesia yang seangkatan adalah salah satu penyebab kesuksesan tersebut. Pada awal kemunculannya di tahun 1998 khasanah band Indonesia didominasi oleh lagu-lagu dengan aransemen sederhana dengan tempo sedang cenderung lambat.
Ciri lain band-band Indonesia pada masa tersebut adalah cukup dominannya instrumen keyboard pada band-band terkemuka. Karakter Keyboard/Organ mempengaruhi gaya musik menjadi minim distorsi dan cenderung melodik. Hal ini tampak pada band-band pencetak hits saat itu seperti Kahitna, Dewa 19 dengan album Pandawa Lima-nya, maupun Slank sesaat sebelum perombakan formasi di mana Indra Q masih tampil sebagai keyboardist.
Lain Dunia
Padi kemudian mendobrak dengan formasi tanpa keyboard melalui album pertama mereka Lain Dunia (1999). Formasi semacam ini membuat eksplorasi teknik permainan gitar begitu dominan, maka wajar jika lagu-lagu yang dihasilkan cenderung penuh ditorsi. Apalagi ditunjang oleh gaya permainan dua gitarisnya, Satriyo Yudi Wahono (Piyu) dan Ari Tri Sosianto, yang berbeda satu sama lain, Padi mendobrak dengan lagu-lagu kompleks yang ditandai dengan aransemen dua gitar yang hampir selalu berbeda dalam tiap frasa dalam tiap lagu. Album ini mendapatkan platinum pada bulan April 2000 dan quadraple platinum di tahun 2001.
[sunting] Sesuatu Yang Tertunda
Pada tahun 2001, Padi mengeluarkan album kedua mereka Sesuatu Yang Tertunda. Album ini mampu terjual sebanyak 1,6 juta kopi dan mendapat 10x Platinum di tahun 2002.
Save My Soul
Save My Soul adalah nama album musik ketiga Padi. Album ini diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2003. Dalam lagu "Sesuatu Yang Tertunda", Padi berduet dengan musikus pujaan mereka, Iwan Fals. Selain Iwan Fals, kolaborator lainnya yang terdapat dalam album ini termasuk musisi Australia yang merupakan pemain saksofon, Robert Burke dan pianis Kiernan Box, Adjie Rao (perkusi), dan penyanyi Astrid Sartiasari. Nasib album ketiga tersebut, meski tak bisa dibilang gagal, tapi tak segemerlap dua album sebelumnya.[1]
Padi
Setelah 22 bulan masa proses penggarapan, album keempat mereka keluar pada bulan Mei 2005 yang diberi nama kelompok band itu sendiri, Padi. Keseluruhan lagu dalam album terbaru Padi mengajak penggemarnya menikmati lirik-lirik manis tentang jatuh cinta, sikap bijaksana dan keengganan untuk diam menghadapi masalah. Salah satu lagu andalan, "Menanti Sebuah Jawaban", di album keempat Padi pun dijadikan lagu tema sebuah film layar lebar berjudul Ungu Violet. Album inipun dipenuhi oleh para kolaborator yang menyumbang aneka sound pada lagu-lagu Padi. Bubi Chen dengan piano Jazz-nya, Abadi Soesman dengan permainan Hammond yang vintage, Kousik Dutta dengan sentuhan Tabla, Idris Sardi dengan Violin yg dominan di lagu penutup Side B. Seperti pengakuan para personel Padi,bagi mereka album ini adalah cerminan pencerahan dan pengalaman spiritual yang dialami selama proses pembuatan,maka tidak heran lirik dan aransemen bergeser cukup signifikan dari tema-tema dalam dan cenderung "gelap" pada album Save My Soul,menjadi ringan dan penuh semangat.Namun bobot tiap-tiap lagu tampak berusaha tetap dijaga dengan menghadirkan musisi-musisi berpengalaman sebagai kolaborator seperti yang telah disebutkan. [2]
Tak Hanya Diam
Setelah lebih dari 2 tahun vakum dari dapur rekaman, Padi menggebrak dengan album baru Tak Hanya Diam. Album yang berisi 10 lagu ini tak lagi bertemakan 'interpersonal' (cinta) seperti 4 album sebelumnya, namun meluas menjadi kepedulian dari reaksi mereka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Inti pesan dari lirik-lirik di dalam album Tak Hanya Diam terfokus pada soal tidak berfungsinya komunikasi yang berakibat beberapa bencana yang timbul secara beruntun di Indonesia. Seperti tsunami dan gempa bumi. Tak hanya temanya, peluncuran album ini juga cukup unik. Padi meluncurkan album terbaru mereka dengan tampil menyanyi di atas geladak KRI Teluk Mandar 514 yang berlayar perlahan di perairan Teluk Jakarta, Senin 12 November 2007. Peluncuran album di atas kapal ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Walau pada awalnya hanya ingin unik dari launching album secara konvensional, namun Padi kali ini memberikan isyarat kepada kita untuk selalu ingat bahwa negeri ini adalah negeri maritim dengan kekayaan dan keindahan laut yang dimiliki. Selain itu, Padi juga mengenalkan logo baru mereka. Mereka mengaku perubahan logo ini hanya untuk lebih fresh saja, menghindari "kultus" logo Padi yang pertama karena Padi membuat logo bukan untuk membuat 'laskar'.
Cover album Tak Hanya Diam mewakili tema dari album ini, cover yang berbentuk titik-titik saling berhubungan yang mencerminkan adanya saling sinergi satu sama lain didasari saling komunikasi untuk saling mengisi dalam damai. Di album ini juga terlihat keberanian Rindra (bass) dan Piyu (gitar) tampil sebagai vokalis di lagu "Belum Terlambat" dan "Jangan Datang Malam Ini".[3][4][5]
Diskografi
Single
* Indie 10 dengan satu singel: 'Sobat'
* OST World Cup 2002 dengan satu singel: 'Work Of Heaven'
* Family Songs Hadad Alwi (2003) dengan lagu "Doaku"
* Tribute to Ian Antono (2004) dengan lagu "Saksi Gitar Tua"
* Kita Untuk Mereka dengan satu singel: '26 Desember'
Album
* Lain Dunia (1999) terjual 800 ribu kopi
* Sesuatu Yang Tertunda (2001) terjual 1,6 juta kopi
* Save My Soul (2003)
* Padi (2005)
* Tak Hanya Diam (2007)
* Lebih Terbaik (2009)
* Take My In Self (2011)
Penghargaan
Tahun Penghargaan Kategori
2000
Clear Top Ten Awards Fabulous Album untuk album Lain Dunia
Clear Top Ten Awards The Coolest Duo / Group
Sony Music Indonesia Platinum Award (Lain Dunia), April 2000
AMI Sharp Awards Best Rock Duo / Group
Penghargaan MTV Indonesia Best Director (video klip "Begitu Indah")
2001
Clear Top Ten Awards Viewers Choice Favorite Artist
Clear Top Ten Awards Viewers Favorite Song ("Sesuatu Yang Indah")
AMI Awards Best Group Pop Progressive (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Album Pop Progressive (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Artist (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Cover Album (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Sound Engineer (Sesuatu Yang Tertunda)
AMI Award Best Producer Album (Sesuatu Yang Tertunda)
Sony Music Indonesia Quadruple Platinum (Lain Dunia)
Sony Music Indonesia Triple Platinum (Sesuatu Yang Tertunda)
2002
Anugerah Planet Muzik Sebagai Kumpulan Terbaik (Best Group)
Clear Top10 Clear Top10 Coolest Band
MTV Asia Awards Best Favourite Group from Indonesia
SCTV Music Awards Group Band Paling Ngetop
Clear Top Ten Awards Coolest Duo or Group
Sony Music Indonesia 10x Platinum Padi (Sesuatu Yang Tertunda)
Video Musik Indonesia Video Klip Favourite Juli 2002 ("Bayangkanlah")
Video Musik Indonesia Video Klip Favourite Agustus 2002 ("Bayangkanlah")
Penghargaan MTV Indonesia Most Favourite Group/Band or Duo
2003
AMI Awards Best Music Video ("Hitam")
AMI Awards Best Song (Hitam)
AMI Awards Best Producer Album (Piyu/Jan Djuhana untuk Save My Soul)
AMI Awards Best Album (Save My Soul)
Penghargaan MTV Indonesia Favorite Band or Duo
Clear Top 10 Awards Viewer Choice Song
2004
Indonesia Best Brand Awards 2004 SWA Magazine Best Brand Group
Sony Music Indonesia 5 Platinum (Save My Soul)
Anugerah Planet Muzik Album Terbaik
Anugerah Planet Muzik Duo/Kumpulan Terbaik
Marketing Celebrity Image Award The Most Popular Band
2005
Penghargaan MTV Indonesia Most Favorite Group/Band or Duo
AMI Awards Best Music Director – Pop Alternative
AMI Awards Best Arranger – Pop Alternative
AMI Awards Best Sound Engineer
SHARE :
No comments:
Post a Comment